Tujuan Pernikahan Kristen

Beberapa dari kita mungkin ada yang sedang mencari pasangan hidupnya, beberapa yang lain mungkin ada yang sedang menjajaki pasangan hidupnya, dan mungkin ada yang sedang mempersiapkan untuk membangun rumah tangganya, dan saya juga percaya ada banyak dari antara kita sudah berkeluarga. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Tujuan Pernikahan Kristen yang sesuai dengan Kehendak Tuhan.

Ketika kita bicara tentang pernikahan, apa yang kira-kira kita inginkan dari pernikahan? Kenapa kita ingin menikah? Terlalu banyak keluarga menempatkan tujuan pernikahan pada hal-hal materialistis dan duniawi, di antaranya:
- Harta benda
- Kenikmatan seksual
- Kesenangan
- Popularitas dan status sosial
- Kecantikan dan penampilan
- Rekreasi dan atletik
- Dan lain-lain.

Pertanyaannya adalah, apakah hal-hal di atas merupakah Tujuan Pernikahan yang Tuhan Kehendaki? Saya rasa bukan.

Tujuan yang paling penting dari membangun keluarga adalah untuk melayani Tuhan dan untuk membantu satu sama lain menerima hidup yang kekal, seperti yang tertulis dalam:
- Kejadian 18:19 - Abraham memerintahkan keluarganya dan seisi rumahnya untuk menjaga jalan Tuhan.
- Yosua 24:15 - Joshua berkomitmen dirinya dan keluarganya untuk melayani Tuhan.
- Maleakhi 2:15 - Allah mencari keluarga yang menghasilkan keturunan yang saleh.

Namun dalam perjalanannya, terlalu sering keluarga-keluarga Kristen terlalu mengejar tujuan lain yang kurang penting bahwa mereka mengabaikan tanggung jawab kepada Allah.

Dalam rangka untuk memiliki kehidupan rumah yang tepat, pelayanan kepada Tuhan, kita harus memiliki fokus yang utama yaitu melayani Tuhan. Jangan menikah dengan orang yang tidak melayani Tuhan sebagai tujuan utama mereka dalam kehidupan. [Matius 6:33; Roma 12: 1,2; 1 Korintus 15:58]

“Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya." (Kejadian 18:19)