Krisis Jati Diri
Beberapa kali melihat perkembangan yang terjadi di bangsa ini rasa-rasanya Krisis identitas masih menjadi masalah di bangsa ini. Pengalaman selama beratus-ratus tahun dijajah membuat bangsa ini menjadi bangsa yang sering mengalami rasa rendah diri. Dan sayangnya gejala ini tidak hanya dianut oleh anak-anak saja tetapi tidak jarang gejala ini juga dianut oleh orang dewasa. Bahkan dalam dunia agamawi gajala ini masih sering terasa.
Di kalangan anak-anak dan remaja misalnya gejala rendah diri sangat nampak dari perasaan minder orang ketika mereka membandingkan diri mereka dengan orang Korea atau orang Barat. Banyak orang yang mengagung-agungkan dan memuja terlalu berlebihan ketika berjumpa dengan orang-orang dari Korea atau dari Barat. Seolah-olah orang-orang dari luar negeri sana merupakan satu figur manusia yang sempurna, sedangkan dia sendiri, siapalah aku. Padahal yang sebenarnya terjadi juga, tidak jauh beda. Dalam realitanya tidak pernah ada kehidupan manusia yang sempurna, hal ini dapat dilihat dari tingginya kasus gangguan kejiwaan di negara-negara maju seperti Jepang, Korea, Taiwan, dll.
Di kalangan akademisi gejala rendah diri terkadang juga nampak. Ketika berhadapan dengan orang-orang dari barat, atau dari Jepang atau dari negara-negara yang maju lainnya seringkali orang-orang merasa rendah diri. Seolah-olah ketika berjumpa dengan orang-orang dari barat pasti hebat. Kalau ada pengajar dari barat langsung diberi cap hebat. Padahal dalam beberapa kasus saat berjumpa dengan akademisi dari luar negeri sebenaranya kemampuan berfikir mereka tidak jauh beda juga. Yang membedakan hanya sebatas iklim (suasana dan sarana prasarana) untuk belajar.
Bahkan di dunia agamawi rasa rendah diri tidak jarang juga sering muncul. Ketika berjumpa dengan orang-orang dari timur tengah, seringkali kita masih beranggapan bahwa mereka adalah orang suci. Padahal dalam realitanya tidak jarang juga orang-orang seperti itu bisa berbuat jahat. Atau dalam kasus keKristenan, seringkali rasa rendah diri juga terkadang masih muncul. Ketika berjumpa dengan pendeta dari Barat, biasanya orang langsung memberi stempel hebat, lebih rohani, padahal belum tentu juga. Setiap manusia adalah sama-sama manusia yang tidak pernah imun dengan dosa.
Kegalalan manusia memahami jati dirinya, mengerti siapa dirinya, memahami setiap anugerah Tuhan dalam hidupnya seringkali membuat manusia merasa diri lebih rendah terhadap manusia lain. Padahal setiap manusia diciptakan dengan sangat dasyat oleh Tuhan, mulai dari ujung rambut sampai ujung kuku diciptakan dengan sangat rumit dan unik. Sangat disayangkan jika manusia tidak bisa melihat karya Tuhan yang ajaib dalam hidupnya.
Dan satu hal yang tidak kalah penting dalam hidup manusia adalah bahwa dalam hidup ini manusia akan selalu mengalami kesusahan dan pergumulan hidupnya sendiri-sendiri. Akan selalu ada persoalan-persoalan dan pergumulan-pergumulan dalam hidup manusia. Tidak ada kehidupan yang sempurna dalam dunia ini.
Apakah itu orang Jawa atau orang Tionghoa atau orang Barat atau orang-orang lain, tidak peduli apakah dia orang terpelajar atau orang tidak terpelajar, apakah dia orang kaya atau orang tidak punya, pada dasarnya dan dalam kenyataannya semua manusia adalah sama. Manusia yang memiliki pergumulan, perjuangan dan sukacita masing-masing dalam hidupnya.
Kenali dirimu, kenali sesamamu, kenali penciptamu. Jangan lebih jangan kurang.
Krisis Jati Diri
Reviewed by Admin
on
Januari 24, 2018
Rating:
Tidak ada komentar