Memaknai Penderitaan

Ada seorang Filsuf yang pernah mengatakan "Penderitaan Meningratkan Manusia". Dalam bebarap hal saya setuju dengan pernyataan ini. Penderitaan meningratkan manusia atau menaikkan derajat manusia di kala manusia bisa memahami hakikat di balik penderitaan hidup yang dia alami.

Menyelami penderitaan pada hakikatnya akan menguatkan jiwa manusia sehingga dia tidak mudah takut atau goyah ketika ada kesulitan. Karena bagi orang yang terbiasa menghadapi penderitaan terkadang menambah sedikit kesusahan tidak terlalu banyak berarti. Taruhlah penderitaan itu sebagai alat untuk menghibur diri.

Memahami penderitaan juga adalah sarana untuk menajamkan jiwa manusia. Manusia yang terbiasa melatih diri dalam penderitaan akan dengan mudah memisahkan mana yang berguna mana yang sia-sia, mana yang penting mana yang dapat diabaikan, mana yang utama mana yang dikesampingkan, dan mana yang kekal mana yang fana. Hidup dalam keterbatasan membuat manusia belajar untuk memilih yang penting, utama, berguna dan bernilai kekal dalam hidup ini.

Dengan terus menerus mengarahkan pandangan kepada yang utama pada akhirnya semua itu akan menajamkan jiwanya. Dengan terbiasa mengecap penderitaan maka lama kelamaan akan menawrkan rasa getir dan pahit dari penderitaan itu sendiri. Dengan begitu pada akhirnya orang akan dengan mudah membedakan antara pecahan kaca dengan berlian atau besi berkarat dengan emas.